Dunia Tanpa Suara (2023)

“Arissa seorang gadis tuna rungu, penulis sebuah channel media sosial “Dunia Tanpa Suara.” Ia memiliki seorang sahabat bernama Kania. Suatu hari, Kania dan Arissa janjian bertemu di sebuah kedai teh baru buka, “Teh Yang Bercerita.” Di sana, Kania mengenalkan Arissa dengan Ezra Iskandar Dinata, seorang laki-laki tampan dengan senyumannya bak pelangi yang menghidupkan warna langit setelah turun hujan. Namun, Arissa yang tidak bisa mendengar, menuliskan namanya di sketch book berwarna biru langit. Ia juga menuliskan tidak bisa bicara dan mendengar lalu memberikannya pada Ezra. Ezra membalasnya dengan senyuman lebar dan mengatakan Arissa keren dengan bahasa isyarat. Arissa baru pertama kali menemukan seseorang yang memberikannya respon semangat. Biasanya, orang melihatnya dengan rasa kasihan, tapi kali ini berbeda. Arissa dan Ezra sering bertemu dan pertemuan itu berjalan dengan baik. Tapi mama Arissa, satu-satunya yang dimiliki Arissa tidak mengizinkan anaknya untuk semakin dekat dengan Ezra. Mama Arissa mengatakan, “Tidak ada cinta yang bisa bertahan kalau satu pihak tak bisa berbagi kata-kata.” Begitu juga dengan Kania memiliki perasaan yang sama dengan Arissa terhadap Ezra meminta sahabatnya itu untuk mundur. Lalu apakah Arissa tetap mundur karena melihat Kania lebih sempurna, bisa mendengar dan bicara untuk Ezra? Apakah Ibu Arissa tetap menolak hubungan anaknya dengan Ezra?”